Powered By Blogger

Senin, 02 Agustus 2010

Askep Endoftalmitis

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Mata dapat terkena berbagai kondisi. beberapa diantaranya bersifat primer sedang yang lain, sekunder akibat kelainan pada sistem organ tubuh lain. kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila terdeteksi awal, dapat dikontrol dan penglihatan dapat dipertahankan.
(Brunner dan Suddarth, 2001)
Inflamasi ,inefksi dan peradangan dapat terjadi pada beberapa struktur mata dan terhitung lebih dari setengah kelainan mata. kelainan-kelainan yang umum terjadi pada mata oarng dewasa meliputi sebagai berikut :
1. Radang/inflamasi pada kelopak mata, konjungtira, kornea, koroid badan ciriary dan iris
2. Katarak, kekeruhan lensa
3. Glaukoma, peningkatan tekanan dalam bola mata (IOP)
4. Retina robek/lepas
5. Endoftalmitis, peradangan lapisan mata
Tetapi sebagian orang mengira penyakit radang mata/mata merah hanya penyakit biasa cukup diberi tetes mata biasa sudah cukup. padahal bila penyakit radang mata tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi seperti Glaukoma, katarak maupun ablasi retina. untuk itu kali ini penulis memusatkan pada pencegahan dan penata laksanaan radang yaitu pada endoftalmitis (Barbara C.Long, 1996)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan pembaca tentang penyakit endoftalmitis
2. Tujuan Khusus
1.Mengetahui definisi endoftalmitis
2. Mengetahui etiologi dari endoftalmitis
3. Mengerti tentang tanda dan gejala endoftalmitis
4. Mengetahui klasifikasi endoftalmitis
5. Mengetahui patofisiologi endoftalmitis
6. Mengetahui cara pencegahan dan penatalaksanaan endoftalmiti
7. Mengetahui komplikasi dari endoftalmitis













BAB II
KONSEP MEDIS
A. Pengertian endoftalmitis
- Endoftalmitis adalah peradangan pada seluruh lapisan mata bagian dalam, cairan dalam bola mata (humor vitreus) dan bagian putih mata (sklera).
- Merupakan radang purulen pada seluruh jaringan intra okuler disertai dengan terbentuknya abses didalam badan kaca. Penyebab Sepsis, selulitis orbita, trauma tembus, ulkus.
B. Etiologi
Penyebab terjadinya endoftalmitis antara lain:
1. Tindakan pembedahan.
2. Luka yang menembus mata.
3. Bakteri. Penyebab paling banyak adalah Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan spesies Streptococcus
4. Jamur. Penyebab paling banyak adalah Aspergilus, fitomikosis dan aktinomises.
C. Tanda dan Gejala
Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik rasa sakit yang sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh. Selain itu akan terjadi penurunan tajam penglihatan dan fotofobia (takut cahaya). Endoftalmitis akibat pembedahan biasa terjadi setelah 24 jam dan penglihatan akan semakin memburuk dengan berlalunya waktu. Bila sudah memburuk, akan terbentuk hipopion, yaitu kantung berisi cairan putih, di depan iris.
Gejalanya seringkali berat, yaitu berupa:
- nyeri mata
- kemerahan pada sklera
- fotofobia (peka terhadap cahaya)
- gangguan penglihatan.
Tanda seringkali muncul:
Kelopak merah, bengkak, dan sukar dibuka, kornea keruh, bilik mata keruh.

D. Kalsifikasi
Terdapat 2 tipe endoftalmitis, endogen dan eksogen
1. Endoftalmitis endogen diakibatkan penyebaran bakteri dari tempat lain di tubuh kita melalui aliran darah
2. Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen sangat jarang, hanya 2-15% dari seluruh endoftalmitis.
E. Patofisologi
Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif dalam bola mata, dan akan mengakibatkan abses di badan kaca. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen akibat penyebaran bakteri, jamur atau parasit dari fokus infeksi dalam tubuh.
Peradangan oleh bakteri memberikan gambaran berupa rasa sakit yang sangat, kelopak mata merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion. Di dalam badan kaca dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan dan bentuk abses satelit di dalam badan kaca.


F. Penatalaksanaan

Pengobatan endoftalmitis tergantung penyebabnya. Segera setelah diagnosis endoftalmitis ditegakkan, pengobatan dapat diberikan karena keterlambatan beberapa jam saja dapat membedakan hasil yang diinginkan. Bila disebabkan oleh bakteri, dan hal ini sudah dikonfirmasikan pemeriksaan laboratorium, antibiotik dapat dipakai. Antibiotik ini dapat berbentuk tetes mata, per oral (diminum) atau lewat intra vena. Suntikan antibiotik dapat langsung dilakukan ke dalam mata. Bila penyebabnya adalah jamur, dapat diberikan antijamur seperti Amphotericin B yang langsung disuntikan ke dalam mata ataupun Fluconazol yang pemberiannya per oral (diminum). Jika infeksi sudah semakin berat, dokter spesialis mata dapat melakukan tindakan bedah yang disebut Vitrectomy untuk mengangkat cairan dan nanah dari dalam mata.
G. Pencegahan
Jika pernah mengalami operasi katarak, pencegahan resiko terjadinya infeksi dengan cara mengikuti instruksi dokter tentang perawatan mata setelah operasi dan juga kontrol yang teratur ke dokter mata untuk mengetahui perkembangan perbaikan mata setelah operasi. Untuk mencegah endoftalmitis yang disebabkan karena trauma mata, gunakan pelindung mata di tempat kerja dan saat berolahraga berat. Kacamata pelindung atau helm dapat melindungi dari terjadinya trauma pada mata di tempat kerja.
H. Komplikasi
Kebutaan







BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
a. Pengkajian ketajaman mata
b. Pengkajian rasa nyeri
c. Kesimetrisan kelopak mata
d. Reaksi mata terhadap cahaya/gerakan mata
e. Warna mata
f. Kemampuan membuka dan menutup mata
g. Pengkajian lapang pandang
h. Menginspeksi struktur luar mata dan inspeksi kelenjar untuk mengetahui adanya pembengkakan 4
inflamasi
( Brunner dan Suddarth, 2001)
Analisa Data
a. Data fokus
1). Nyeri (ringan sampai berat)
2). Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau blepharospasme (kejang kelopak mata)
3). Ketajaman pengelihatan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri pada mata berhubngan dengan proses peradangan dan inflamasi
b. Gangguan penglihatan berhubungan proses peradangan
c. Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan
3. Fokus Intervensi
a. Nyeri pada mata berhubngan dengan proses peradangan dan inflamasi
Tujuan yang diharapkan
Keadaan nyeri pasien berkurang
Intervensi
1). Beri kompres basah hangat
Rasionalisasi : Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan membersihkan mata
2). Beri irigasi
Rasionalisasi : untuk mengeluarkan sekret, benda asing/kotoran dan zat-zat kimia dari mata
(Barbara C .Long, 1996)
5). Beri obat untuk megontrol nyeri sesuai resep
Rasionalisasi : pemakaian obat sesuai resep akan mengurangi nyeri
(Brunner dan Suddarth, 1996)
b. Gangguan penglihatan berhubungan proses peradangan
Tujuan yang diharapkan Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.
Intervensi
1). Tentukan ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibat
Rasionalisasi : kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan
terjadi lambat dan progesif, bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda tetapi,
biasanya hanya satu mata diperbaiki per prosedur.
2). Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya
Rasionalisasi : Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan menurunkan cemas.
(Marilynn E. Doenges, 2000)
c. Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan
Tujuan yang diharapkan
Menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan tentang penilaian diri
Intervensi
1). Berikan pemahaman tentang kehilangan untuk individu dan orang dekat, sehubungan dengan
terlihatnya kehilangan, kehilangan fungsi, dan emosi yang terpendam
Rasionalisasi : Dengan kehilangan bagian atau fungsi tubuh bisa menyebabkan individu
melakukan penolakan, syok, marah, dan tertekan
2). Dorong individu tersebut dalam merespon terhadap kekurangannya itu tidak dengan
penolakan, syok, marah,dan tertekan
Rasionalisasi : Supaya pasien dapat menerima kekurangannya dengan lebih ikhlas
3). Sadari pengaruh reaksi-reaksi dari orang lain atas kekurangannya itu dan dorong membagi
perasaan dengan orang lain.
Rasionalisasi : Bila reaksi keluarga bagus dapat meningkatkan rasa percaya diri individu dan
dapat membagi perasaan kepada orang lain.
4). Ajarkan individu memantau kemajuannya sendiri
Rasionalisasi : Mengetahui seberapa jauh kemampuan individu dengan kekurangan yang dimiliki
(Lynda Jual Carpenito, 1998)





BAB III
A. Kesimpulan
Mata merupakan bagian yang sangat peka. mata dapat terjadi infeksi mata/radang mata yang disebabkan oleh virus, bakteri, trauma, penyakit sistemik, ataupun sensitivitas terhadap suatu zat. Seperti halnya endoftalmitis, Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif dalam bola mata, dan akan mengakibatkan abses di badan kaca. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen akibat penyebaran bakteri, jamur atau parasit dari fokus infeksi dalam tubuh. Peradangan oleh bakteri memberikan gambaran berupa rasa sakit yang sangat, kelopak mata merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion. Di dalam badan kaca dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan dan bentuk abses satelit di dalam badan kaca.
B. Saran
1. Untuk klien yang terkena penyakit peradangan pada mata, penulis berharap klien segera berobat atau peradangan tersebut segera diobati agar tidak terjadi kerusakan pada mata atau komplikasi-komplikasi yang lain
2. Kita harus menjaga kebersihan mata dan menghindari kosmetik yang berlebihan, karena kosmetik yang berlebihan merupakan faktor pendukung terjadinya peradangan pada mata


Daftar Pustaka

Keperawatan Komunitas

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini, praktik perawat komunitas dan kebanyakan para pekerja komunitas di seluruh dunia dilandasi oleh konsep kemitraan, kerja sama, dan pemberdayaan. Bersama pihak terkait lainnya dalam komunitasnya, mereka berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mencapai sehat untuk semua.
Tujuan mereka hanya dapat dicapai manakala hak asasi semua pihak, khususnya para wanita, anak-anak serta semua yang terpinggirkan dan lemah ditingkatkan dan dilindungi. Dengan begitu fokus oemebelajaran pada hal ini difokuskan kepada lingkup praktek keperawatan sekolah yang mewakili anak-anak,kaum lemah lansia dan produktif mawakili praktek keperawatan kerja.
B. TUJUAN
a. Tujuan umum :
Untuk memberikan pengetahuan serta wawasan bentuk praktik keperawatan komunitas
b. Tujuan khusus :
- Mengetahui bentuk praktik keperawatan komunitas
- Menegtahui bentuk parktik keperawatan sekolah
- Mengetahui lingkup parktek keperawatan anak usia sekoalah
- Mengetahui lingkup praktek keperawatan ditempat kerja
- Mengetahui lingkup praktek keperawatan lansia dikomunitas
- Mengetahui askep keperawatan komunitas pendekatan pengorganisasian.







BAB II

LINGKUP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN SEKOLAH
Kebanyakan pelayanaan kesehatan akan sepakat bahwa tujuan utama pelayanaan kesehatan pada abad 21 ini adalah menciptakan Negara dengan tingkat kesejahteraan anak yang optimalsehingga anak akan berumur panjang,bahagia, dan produktif. Perwat sekolah atau perwat kesehatan komunitas , bergantung pada komunitas setampat, idealnya ada untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada anak usia sekolah.
Kesehatan anaktelah menjadi fokus perhatian untuk beberapa decade ini. Hsil observasi informal yang dilakukan pada beberapa sekolah telah mencatat tingginya persentase anak yang memiliki kelebihan berat badan, anak yang mudah lelah ketika bermain, serta nak yang mengkonsumsi kudapan yang tidak bernutrisi. Oleh karena itu, pendekatan pendidikan kesehatan harus konprehensif dan melibatkan anak-anak dan semua kelompok individu yang terlibat dalam perawatan dan pengawasan anak.
Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu area dalam keperawatan komunitas yang lebih difokuskan dalam upaya pencegahan dan penatalaksanaan penyakit menular dengan menekankan pada upaya preventif dan promotif.
Perspektif dalam keperawatan sekolah adalah bagian mengintegrasikan konsep kesehatan dalam kurikulum sekolah melalui berbagai usaha dalam penemuan dini gangguan keseehatan (case finding ),upaya pemeliharaan kesehatan dan lingkungan sekolah.Perawat kesehatan sekolah berperan dalam melaksanakan EPSDT (Early and periodic screening,diagnosis and treatment health problem).
Program kesehatan sekolah sangat penting untuk diaplikasikan karena siswa sekolah sebagai kelompok khusus membutuhkan perlindungan dari berbagai hazard lingkungan .Siswa sekolah juga membutuhkan kesehatan agar dapat belajar secara efektif ,sehingga dihasilkan sumber daya manusia atau orang dewasa yang sehat dimasa yang akan datang.
Tujuan kesehatan sekolah difokuskan pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit ,mengidentifikasi masalah kesehatan dan mencari upaya pemecahan masalah kesehatan yang ada serta memberikan pendidikan kesehatan tentang pola hidup yang lebih sehat kepada siswa dan keluarga.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan program kesehatan sekolah komprehensif yaitu suatu kebijakan prosedur dan aktivitas yang dirancang untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan siswa dan sivitas sekolah yang meliputi:
a. Pelayanan kesehatan
b. Pendidikan kesehatan
c. Peningkatan kesehatan lingkungan
d. Aktivitas latihan fisik
e. Pelayanan bimbingan dan konseling psikologis
f. Pelayanan makanan yang sehat untuk sivitas sekolah
g. Pelayanan pekerja sosial
h. Tenaga promosi kesehatan
i. Keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan sekolah.
Upaya pelayanan untuk meningkatkan kesehatan sekolah dapat berupa:
a. Pengkajian dan screening siswa sekolah secara periodik
b. Penemuan kasus (case finding)
c. Pelayanan konseling pada siswa sekolah
d. Kegiatan promosi kesehatan
e. Upaya pencegahan penyakit
f. Melakukan manejemen kasus
g. Pelayanan rehabilitasi
h. Pelayanan keperawatan dan emergensi
Sebagai area keperawata yang lebih menekankan pada upaya preventif dan promotif ,maka upaya pendidikan kesehatan lebih menekankan pada upaya meningkatkan perilaku hidup sehat (kognitif dan afektif) dengan lingkup pendidikan meliputi :
a. Kebutuhan pemenuhan gizi (nutrisi).
b. Pemeliharaan dan peningkatan kebersihan diri (personal hygiene)
c. Aktivitas dan latihan
d. Keamanan dan pencegahan terjadinya kecelakaan atau injuri
e. Pengenalan kesehatan reproduksi remaja dan seksualitis
f. Pengenalan kehidupan berkeluarga
g. Upaya meningkatkan hubungan interpersonal
h. Pencegahan perilaku kekerasan
i. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan komunitas
j. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan lingkungan
k. Pertumbuhan dan perkembangan
l. Penyakit menullar dan aspek pencegahanya
m. Pencegahan dan kontrol penyakit kronik ,kesehataan mental dan emosional
n. Upaya pencegahan penyalahgunaan obat dan narkotika (NAFZA)
o. Pengenalan proses menua dan kematian.
Standar praktek keperawatan sekolah
1. Perawat sekolah menggunakan dasar pengetahuan klinik dalam melakukan praktek keperawatan kesehatan sekolah
2. Perawat sekolah menggunakan pendekatan sistematik dalam pemecahan masalah .
3. Perawat sekolah berkontribusi pada pendidikan siswa dengan pendekatan proses keperawatan.
4. Perawat sekolah menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif dalam melaksanakan tugas.
5. Perawat sekolah membangun dan memelihara program kesehatan program kesehatan sekolah komprehensif
6. Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan tenaga lain untuk memenuhi kebutuhan siswa
7. Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan masyarakat dalam menyusun sistem pelayanan dan berfungsi sebagai liasi antara sekolah dengan masyarakat
8. Perawat sekolah membantu klien (siswa ,keluarga dan komunitas ) untuk mencapai kesejahteraan yang optimal melalui pendidikan kesehatan
9. Perawat sekolah melakukan penelitian dan praktik inovatif dalam meningkatkan pelayanan kesehatan sekolah
10. Perawat sekolah meningkatkan kwalitas pelayanan dan peningkatan profesional.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan kesehatan sekolah diperlukan kerjasama multidisiplin (tim) yang terdiri dari Perawat,Guru,Orang tua,pekerja administrasi ,psikolog (konselor),tenaga dokter,sosial worker.Dokter gigi dan ahli gizi.
2. Lingkup praktik keperawatan kelompok anak usia sekolah
Pada dasarnya keperawatan komunitas paada kelompok anak usia sekolah tidak juah beda dengan keperawatan kesehatan sekolah yang telah doibahas diatas, karena fokusnya adalah pada kmunitas dengan karakteristik usia perkembangan yaitu usia pra sekolah, sekolah dan remaj.
3. Lingkup praktik kesehatan kerja
Keperawatn kesehatan kerja merupakan cabang dari perawatan kesehatan komunitas yang memberikan pelayanan pada tenaga kerja atu kelompok tenaga kerja. Pelayanan berfokus pada promosi dan pemulihan tenaga kerja dalam hubunganya dengan keselamatan lingkungan kerja yang sehat.
Keperawatan kesehatan kerja merupakan suatu cabang khusus dalam keperawtan yang bergerak pada suatu perusahaan atau industry. Kperawatan kesehatan kerja merupakan aplikasi dari keperawatan dan kesehatan masyarakat serta keterampilan yang berhubungan denganpara pekerjauntuk mencegah suatu penyakit dankecelakaan serta peningkatan kesehatan secara optimal,produktif dan dapat diterima secara social. (Brown)
Tujuan Keperawatan Kesehatan Kerja
a. Melindungi kesehatan pekerja dari ancaman potensial yang berasal dari tempat kerja
b. Membantu pekerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang sesuai dengan kapasitas fisik,mental dan emosional, sehinjgga tercapai tingkat efisiensi tanpa adanya keadaan yang membahayakan kesehatan dan keselamatannya.
c. Menjamin pelayanaan kesehatan yang adekuat serta rehabilitasi dari kondisi sakit dan injuri.
d. Mendorong pekerja untuk mempertahankan derajat kesehatan yang optimal.
Standar Perawatan Kesehatan Kerja menurut AAOHN (American Asosiatuion Occupation Healt Nurse)
1. Perawat bekerjasama dengan manajemen dalam mengembangkan tujuan pelayanaan kesehatabn bagi pekerja
2. Perawat menyelenggarakan pelayanaan kesehatan kerja
3. Perawat menetapkan tanggung jawab dankewenangan keperwatan dan kerjasama dengan pihak manajemen dalam penentuan posisi prawat dalam organisasi kerja
4. Perawat menyelenggarakan asuhan keperawatan dan mengembangkan prosedur tetap dalam memenuhi kebutuhan kesehatan kerja
5. Perawat mengkordinasikan pengkajian dan promosi kesehatan, pnecegahan penyakit dan injuri.
6. Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan kerja untuk mengevaluasi lingkungan kerja dan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan
7. Perawat mewujudkan dan mempromosikan hubungan kerja dengan agensi komunitas terkait
Kemampuan dan Kompetensi yang harus dimiliki perawat Kesehatan
1. Kemampuan manajemen dan administrasi
Komponen yang harus dikuasai perawat antara lain :
- Penatalaksanaan keuangan dan penggajian
- Pengenmbangan program terutama dalam meningkatkan kesehatan pekerja
- Penulisan lapora yang konperhensif dan akuntabilitas
- Melaksanaakan audit
- Menyelenggarakan Quality Assurance
2. Kemampuan dalam asuhan keperawatan
- Melaksanaakan asuhan keperawatan
- Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pelayanaan kesehatan primer
- Merespon terhadap kondisi emergensi
- Pengetahuan tentang isu dan kecendrungan terkait dengan kesehatan kerja dan proses keperawatan
3. Kemampuan sebagia konsultan
- Narasumber bagi karyawan
- Narasumber bagi masyarakat sekitar
4. Kemampuan dalam melakukan pendidikan kesehatan
- Pengetahuan tentang budaya dan status kesehatan
- Kemampuan dalam melakukan komunikasi dan presentaso efektif
- Kemampuan dalam hubungan interpersonal
5. Kemampuan dalam penelitian
- Keterampilan dlam pengembangan survey
- Keterampilan dalam pengumpulan data, analisis data dan interpresentasi data
- Estimasi dalam mengidentifikasi kecendrungan kesehatan
6. Kemampuan dalam bidnag kesehatan lingkungan kerja
- Mengetahui alur danproses produksi
- Kemampuan dlaam mengidentifikasi proses terjadinya pemaparan kesehatan
- Pengetahuan dlam pengendalian aspek lingkungan yang membahayakan kesehatan pekerja
7. Kemampuan dalam tanggung jawab hokum dan atika
- Mengetahui tentang peraturan-peraturan yang menyangkut tentang oerkindungan tenaga kerja dan kebijakan perusahaan
- Mengetahui aspek legal dalam praktrik keperawatan
- Melakuakan hubungan klien dan perawata secara professional (Client-nurse relationship)
- Memahami standar praktik keperawatan kesehatan kerja

4. Keperawatan Kelompok Usia Lanjut di Panti Werdha dan di Masyarakat
Keperawatan Usia lanjut merupakan slah satu areadalam keperawatan komunitas yang lebih difokuskan dlam upaya pemeliharaan, pencegahan , perawatan langsung dan upaya-upaya rehabilitative dengan tujuan untuk mengoptimalkan dan memulihkan fungsi-fungsi tubuh yang sudah proses degeneratif.
Untuk mencapaitujuan tersebut keperawatan pada kelompok usia lanjut dapat dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi tahap pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan diintegrasikan dengan pendekatan pengorganisasian komunitas.
Kegiatan-kegiatan pada kelompok usia lanjut sabagai berikut :
a. Biodata
b. Riwayat kesehatan saat ini
c. Riwayat kesehataan yang lalu
d. Pola ADL
e. Pola perilaku terhadap kesehatan
f. Pola kemandirian terhadap kesehatan
g. Pola kemandirian dalam ADL
h. Pengkajian fisik
i. Pengkajian diagnostok
Upaya Promotif dan preventif
j. Pendidikan kesehatan: pencegahan dan perawatan penyakit kronis
k. Pelatihan kader lansia
l. Perlatihan pertolongan pertama pada kecelakaan
m. Peningkatan kesehatan lingkungan untuk mencegah terjadinya cedera
n. Aktivitas latihan fisik (senam lansia)
o. Pelayanaan bimbingan dan konseling psikologis
p. Pengaturan diit khusus lansia
q. Promosi penggunaan alat bantu jalan, alat bantu pengelihatan dan pendengaran
Kuratif dan Rehabilitatif
a. Asuhan keperawatan langsungpada lansia yang mengalami gangguan fisik akibat penyakit kronis dn degenerative yang mengalami ketergantunga sedang samapi berat
b. Asuhan keperawatan langsung pada lansia yang mengalamigangguan psikologis sampai dengan gangguan jiwa
c. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian terapi farmokologis
d. Latihan fiioterapi
e. Terapi aktifitas kelompok
f. Terapi kerja



5. Asuhan Keperawatan komunitas Pendekatan pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Pendahuluan
Pembanguana kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari suatu pembanguanan kesehatan nasional, selain itu juga merupakan bagian integral dari pembangunan soial dan ekonomi masyarakat. Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap insane agar dapat menjalani hidup yang produktif dan bahagia. Agar setiap ornjg dimanapun dan kapanpun dapat memperoleh hidup sehat, serta harus menjadi kamapmuan yang melekat disetoap insane. Kemandirina masyarakat untuk mengatasi maslah keshatan dan menjalankan upaya pemecahannya sendiri adlah kunci kelangsungan pembangunan.
Tujuan dan Sasaran
Tuajuan Khusus :
a. Meningkatkan kemampuan pemimpin/ pemuka/ tokoh masyarakat dalam merintis dan menggerakkan upaya kesehatan di masyarakat
b. Meningkatakan kemampuan organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengatasi maslah kesehatannya secara mandiri
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola dana/ sarana masyarakat untuk upaya kesehatan
Sasaran :
Sasaran peningkatan peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan adlah :
a. Individu yang erepengaruh atau tokoh masyarakat, baik formal maupun informal
b. Keluarga
c. Kelompok masyarakat dengan kebutuhan khusus kesehatan, seperti : generasi muda, wanita, angkatan kerja dll.
d. Organisasi masyarakat yang secraa langsung maupun tidak langsung dpat menyelenggarakan upaya kesehatan seperti : organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat dan sebagainya
e. Masyarakat umum di desa, di kota dan dipemukiman khusus.
Pembangunan Kesehatan Masyarahat
Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap insan agar dapat menjalani hidup yang produktif dan bahagia. Agar setiaporang di manapun dan kapanpun dapat memperoleh hidup sehat, kesehatan harus menjadi kemampuan yang melekat pada setiap insan. Hal ini hanya dapat di capai bila masyrakat, baik secara individu maupaun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyrakat untuk mengatasi masalah kesehatan dan menjalankan upaya pemecahannya sendiri adalah kunci kelangsungan pembangunan.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan umum:
Meningkatnya jumlah dan mutu kegiatan masyrakat di bidang kesehatan.
Tujuan khusus:
• Meningkatkan kemampuan pemimipin / pemuka / tokoh masyrakat dalam merintis dan menggerakan upaya kesehatan di masyrakat.
• Meningkatkan kemampuan organisasi masyrakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
• Meningkatkan upaya kemampuan masyrakat dalam mengatasi masalah kesehatanya secara mandiri.
• Meningkatkan kemampuan masyrakat dalam menggali, menhimpun dan mengelola dana / sarana masyrakat untuk upaya kesehatan.


Sasaran :
Sasaran peningkatan peran serta masyrakat dalam pembangunan kesehatan adalah :
• Individu yang berpangaruh atau tokoh masyrakat, baik formal maupun informal.
• Keluarga
• Kelompok masyrakat dengan kebutuhan khusus kesehatan, seperti : generasi muda, wanita, angkatan kerja,dll.
• Organisasi masyrakat yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menyelenggarakan upaya kesehatan, seperti: organisasi profesi, lembaga swadaya masyrakat dan sebagainya.
• Masyrakat umum di desa, di kota dan di pemukiman khusus.

Pembangunan Kesehatan Masyrakat :
Pembangunan adalah suatu rangkaian perubahan dan pertumbuhan menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera. Tujuan pembangunan di indonesia adalah mnusia seutuhnya dan seluruh masyrakat. Untuk mencapai tujuan tersebut di perlukan potansi yaitu:
- SDA
- SDM
-IPTEK
Dengan demikian dapat di pahami bahwa manusia indonesia di samping sebagai sasaran / tujuan (obyek) sekaligus sebagai pelaksana (subyek). Ini menunjukan bahwa peranan sumber daya manusia sangat penting sehingga di tuntut adanya manusia berkualitas dan produktif sosial maupun ekonomi. Untuk memperoleh manusia yang penting, salah satu di antaranya adalah kesehatan.
Sehat adalah keadaan yang meliputi keshatan jasmani, rohani. Sosial dan tidak hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan saja.
Sakit adalah gangguan terhadap kebugaran jasmani, rohani dan sosial manusia.
Kesehatan masyrakat adalah upaya kesehatan yang di tujukan agar masyrakat dapat memperoleh:
- Kemampuan mencegah penyakit yang mengancamnya.
- Umur harapan hidup yang lebih panjang.
- Kemampuan memelihara dan meningkatkan derajat keseshatannya.
- Motivasi untuk berperan aktif dalam pemeliharaan kesehatannya melalui kerjasama dan organisasi.
Dalam penyelenggaraan upaya kasehatan masyrakat, umumnya akan di hambat olek kondisi-kondisi di dalam masyrakat yang sangat menentukan, yaitu:
 Kemiskinan, terutama di daerah edesaan masih cukup banyak masyrakat yang belum bergabtungakan dapat pemenuhan kebutuhan akan sandang, pangan, papan sehinnga masih sulit hidupnya untuk membiayai jika jatuh sakit.
 Kebodohan / ketidaktahuan, di dalam yang berkembang masih cukup banyak orang-orang yang termasuk 3 buta ( Aksara, Angka, Bahasa indonesia) di antara akibat adanya kemiskinan sehingga tidak sempat mempunyai waktu untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Penyakit menular. Dalam iklim tropis seperti di Indonesia dapat berlangsung sepanjang tahun. Kehidupan vektor-vektor pembawa penyakit dapat berkembang biak secara terus menerus sehingga penyakit menular umumnya dapat dengan mudah berpindah dari manusia satu ke manusia yang lain.. Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit menular adalah agent, host dan evironment.
Hubungan penyakit agent (organisme), host (penerima penyakit) dan lingkungan (keadaan di mana organisme / agent hidup). Agent butuh keadaan (lingkungan) nyaman untuk berkembang biak dan menyerang host. Host (orang) di penharuhi oleh lingkungan, tetapi lingkungan dapat juga di rubah oleh host. Demikian juga lingkungan dapat mempengaruhi agent dan sebaliknya.

Pengembangan dan Pengorganisasian Masyrakat
Pengembangan Masyrakat
Adalah suatu usaha – usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyrakat agar dapat menggunakan agar lebih baik semua potensi yang di miliki untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
Langkah-langkah dalam pengembangan masyrakat
1. Ciptakan agar masyrakat dapat mengenal dan memanfaatkan potensi yang ada.
2. Tingkatkan mutu potensi yang ada.
3. Pertahankan dan tingkatkan kegiatan yang sudah ada.
4. Tingkatkan kesejaheraan masyrakat dalam memanfaatkan potensi yang ada.
Pengorganisasian Masyrakat
Adalah suatu proses yang terjadi di masyrakat dalam mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut seta berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara gotong royong.
Tahap-tahap pengorganisasian masyrakat
Langkah-langkah dalam pengorganisasian masyrakat adalah sbb:
1. Persiapan sosia
a. Pengenalan masyrakat
b. Pengenalan masalah
c. Penyadaran masyrakat
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
4. Perluasan.



Cara dan langkah dalam meningkatkan peran serta masyrakat :
Peningkatan peran serta masyrakat pada umumnya merupakan proses yang berorientasi pada manusia dan hubungannya dengan manusia lainnya.
Penting di tekankan bahwa para pembina peran serta masyrakat harus bersifat sebagai fasilitator, pemberian bantuan teknis, bukan sebagai instruktor terhadap masyrakat agar mampu mengembangkan kemandirian masyrakat dan bukan menimbulkan ketergantungan masyrakat.
Secara garis besar, lagkah pengembangan peran serta masyrakat umum adalah sbb:
a. Penggalangan dukungan penentu kebijakan, pemimpin wilayah, lintas sektor dan berbagai organisasi kesehatan, yang di laksanakan melalui dialog, seminar dan lokakrnya dengan memanfaatkan media masa dan sistem informsi kesehatan.
b. Persiapan petugas penyelenggara melalui pelatihan, orientasi dan surasehan di bidang kesehatan.
c. Persiapan masyrakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyrakat dalam mengenal an memecahkan masalah kesehatan, dengan menggali dan menggerakan swadaya yang dimiliki.

Dalam suatu masyrakat, bagaimana sederhananya,selalu ada suatu mekanisme untuk bereaksi dalam satu stimulus. Mekanisme ini di sebut mekanisme pemecahan masalah atau proses pemecahan masalah. Mengembangkan dan membina partisipasi masyrakatsebenarnya lain dari pada mengembangkan mekanisme atau proses pemecahan masalah tersebut agar berlangsung lebih rasional. Sayangnya ialah bahwa seringkali apa yang rasional menurut petugas kesehatan, tidak selamanya di anggap rasional pula oleh masyrakat. Perbedaan persepsi tersebut menyebabakan hambatan dalam berkembangnya mekanisme atau proses pemecahan masalah, sehingga berpengaruh pula pada pengembangan dan pembinaan partisipasi itu sendiri.
Mengembangkan dan membina partisipasi masyrakat bukan pekerjaan gampang. Partisipasi masyrakat memerlukan kemampuan, kesempatan dan motivasi. Kenyataan di masyrakat menunjukan bahwa partisipasi masyrakat terjadi karena berbagai alasan :
a. Tingkat partisipasi masyrkat karena paksaan
b. Tingkat partisipasi masyrakat karena imbalan
c. Tingkat partisipasi masyrakat karena identifikasi atau ingin meniru
d. Tingkat partisispasi masyrakat karena kesadaran
e. Tingkat partisipasi masyrakat karena tuntutan akan hak asasi dan tanggung jawab

Kepemimpinan
Dalam pelaksanaan kepemimpinan yang di perankan oleh tokoh masyrakat maupun formal diharapkan memiliki :
a. Pemahman dan penghayatan mengenai kesehatan bagi semua
b. Sikap adil
c. Tanggap terhadap harapan, keresahan masyrakat dan dinamika masyrakat, terutama masyrakat yang berpenghasilan redah
d. Kemampuan mengambil keputusan dalam pemecahan masalah pembangunan desa dan kesehatan merupakan persyratan mutlak sebagai pertimbangannya
e. Mampu berkomunikasi secara efektif
f. Mampu membaca situasi dan kondisi organisasi dengan menetapkan permasalahan, gangguan dan tuntutan masyrakat dalam bidang pembangunan kesehatan
g. Mampu menggerakan sektor-sektor yang menunjang pembangunan kesehatan untuk bekerjasama secara integrasi
h. Mampu mempengaruhi masyrakat untuk mandiri serta berparan, berkewajiban dan bertanggung jawab memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.




Tahap-tahap asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan pengorgaisasian masyrakat :
Tahap I : Persiapan Sosial
A. Pengenalan Masyrakat
Tahap pengenalan masyrakat dapat dilakukan melalui jalur formal sebagai pihak yang bertanggung jawab secara teknis administrative dan biroaktif suatu wilayah yang di jadikan sebagai daerah binaan. Pendekatan jalur informal umumnya melalui pemerintahan setempat yang bertanggung jawab terhadap wilayah tersebut dan puskesmas atau intansi terkait yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan masyrakat.
Adapun langkah-langkah dalam pengenalan masyrakat adalah sbb:
1. Menentukan desa / kelurahan binaan melalui konsultasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan Puskesmas
2. Melaksanakan kunjungan ke kepala desa / kelurahan untuk menyampaikan secara lisan tentang rencana program PKL Asuhan keperawatan komunitas bagi mahasiswa.
3. Pembuatan proposal program PKL Asuhan keperawatan komunitas
4. Menyampaikan surat pemohonan izin yang di lampiri dengan proposal kepada Kepala Badan Perlindungan Masyrakat yang akan di sampaikan kepada Kepala Kecamatan dan Desa / kelurahan binaan.
5. Menyampaikan surat permohonan izin yang di lampiri dengan proposal kepada Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten yang di lanjutkan kepada puskesmas setempat.
6. Melakukan pendekatan kepada tokoh informal

Hal ini penting untuk mendapat dukungan terhadap pelaksanaan program yang akan dijalankan. Tanpa bantua tokoh informal kegiatan yang akan di lakukan sulit untuktercapai secara maksimal. Kita ketahui bahwa tokoh-tokoh masyrakat informal pada umumnya merupakan panutan dari masyrakat secara keseluruhan dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kegiatan masyrakat secara keseluruhan.
Mengenali tokoh masyrakat setempat
Didalam suatu masyrakat biasanya ada orang-orang tertentu yang menjadi tempat bertanya dan tempat meminta nasehat anggota masyrakat lainnya mengenai urusan-urusan tertentu. Mereka ini seringkali memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak dengan cara-cara tertentu. Mungkin mereka ini mendudukijabatan formal, tetapi pengaruh itu berlaku secara informal, pengaruh itu tumbuh bukan karena di tunjang oleh kekuatan atau birokrasi formal. Jadi kepemimpinannya mereka itu bukan di peroleh karena jabatan resminya, tetapi karena kemampuan dan hubungan antar pribadi mereka dengan anggota masyrakat.
Orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain seperti itu di sebut tokoh masyrakat.
Para tokoh masyrakat ini memainkan peranan penting dalam proses penyebaran inovasi. Tetapi kita perlu ingat ada tokoh masyrakat yang aktif dan ada yang pasif terhadap inovasi. Mereka dapt mempercepat proses difusi, tetapi bisa pula mereka itu menghalangi dan menghancurkannya. Karena itu agen pembaru harus menaruh perhatian khusus kepada tokoh masyrakat pada sistem sosial yang menjadi kliennya.
Mengenal tokoh masyrakat setempat adalah penting dalam pembangunan kesehatan yang berorientasi kepada pemberdayaan mesyrakat dalam bidang kesehatan.
Ada beberapa teknik untuk mengetahui atau mengenal atau menentukan siapa yang menjadi pemuka pendapat di suatu masyrakat, yaitu:
1. Teknik sosiometri:
Teknik ini dapat di lakukan dengan namany anggota masyrakat kepada siapa mereka meminta nasihat atau mencari informasi mengenai masalah-masalah kemasyrakatan yang mereka hadapi. Pemimpin dalam hal ini adalah mereka yang banyak di sebut oleh responden. Teknik sosiometri ini merupakan alat pengukur yang paling valid untuk menentukan siapa-siapa pemimpin dalam suatu masyrakat sesuai dengan pandangan para pengikutnya. Akan tetapi teknik ini sulit di lakukan jika sistem sosial yang di maksudkan populsinya cukup besar.
2. Teknik Informat’s Rating:
Dalam menggunakan teknik ini, pada prinsipnya sama dengan sosiometri. Tetapi yang di tanya bukan anggota masyrakat, melainkan orang yang di anggap sebagai nara sumber di sana yang di anggap mengenal baik sistem sosial. Kepada nara sumber ini ditanya, siapakah menurut pendapatnya yang di anggap pemimpin masyrakat. Dalam menggunakan teknik ini harus dapat memilih para nara sumber yang betul-betul mengenal masyrakat yang kita maksud.
3. Teknik Self Designating:
Dalam teknik ini kepada siapa responden di ajukan serangkaian pertanyyan ntuk menentukan seberapa jauh ia menganggap dirinya sebagai pemimpin dalam masyrakatnya. Pertanyyan khas yang dapat di ajukan misalnya”menurut pendapat saudara,selain kepada pemuka pendapat, pada siapakah masyrakat meminta informasi atau nasihat? Atau”siapakah pemimpin anda, apakah anda juga pemimpin? Teknik ini juga tergantung kepada kekuratan responden dalam pengenalan pada dirinya sendiri dan pengutaran khayal pribdi mereka. Pengukuran kepemimpinan seperti ini tepat sekali jikadi lakukan dengan wawancara terhadap suatu random dalam suatu sistem sosial.
Ciri-ciri Tokoh Masyarakat:
Tokoh masyrakat memiliki hubungan sosial lebih luas dari pada pengikutnya. Memiliki pengetahuan dan keahlian namun tidak menyimpan pengetahuan dan keahliannya itu untuk dirinya sendiri,melainkan berusaha untuk menyebarkan kepada orang lain, mereka menjdi tumpuan bertanya dan meminta nasihat.
B. Pengenalan Masalah
Untuk sapat mengenal masalah kesehatan masyrakat secara menyeluruh yang benar-benar menjadi kebutuhan masyrakat pada saat ini di perlukan interaksi dan interelasi dengan masyraka setempat secara mendalam. Hal ini dapat di lakukan melalui survey dalam ruang lngkup yang terbatas. Adapun langkah-langkah dalam pengenalan masalah adalah sbb:
1. Setelah adanya surat izin, di lanjutkan survey awal untuk mengetahui:
a. Gambaran kelembagaan
- Hubungan / koordinasi dengan aparat di bawahnya
- Konfli kelembagaan
- Sikap terhadap program kesehatan
Mengetahui gambaran kelembagaan suatu desa / kelurahan, akan dapat membantu sejauh mana program kesehatan yang akan di laksanakan dapat berjalan dengan baik. Konflik kelembagaan, masalnya: Hubungan kepada kelurahan dengan ketua RW dengan ketua RT yang tidak berjalan baik, maka apapun kegiatan yang memerlukan dukungan lembaga yang ada di desa atau kelurahan tidak akan bisaberjalan dengan baik
Disisi lain, program keehata masyrakat yng merupakan kebutuhan penting dapat berjalan dengan baik, di perlukan strategi dengan pendekatan-pendekatan pada tokoh masyrakat baik formal maupun infomal dengan harapan tidak menambah permasalahan kelembagaan dapat terselesaikan dan program kesehatan dapat berjalan dengan baik.
b. Gambaran geografi dan demografi
- Luas wilayah
- Potensi wilayah
- Kondisi jalan
- Sarana transportasi
- Keamanan
- Keterjangkauan
- Fasilitas umum
- Fasilitas kesehatan
- Jumlah RW/RT
- Jumlah penduduk dan komposisi penduduk
Dengan mengetahui gambaran geografi dan emografi, dapat menyiapkan sumber daya, sarana dan prasarana untuk melaksanakan program sesuai dengan kondisi wilayah. Misalnya pelaksanaan program kesehatan di desa terpencil dan sebagaian besar merupakan keluarga miskin, sebagian besar masyraktnya hany abekerja sebagai buruh tani, untuk menuju daerah tersebut hanya dapat di lakukan dengan berjalan kaki/sepeda.Untuk melaksanakan program pembangunan kesehatan dengan kondisi geografi dan demografi seperti ini, di perlukan kesiapan petugas seuai dengan kondisi wilayah serta sarana maupun prasarana yang memadai serta mampu menggali potensi yang ada di wilayah tersebut dan mengembangkan bersama masyrakat maupun sektor lain seperti pendidkan, pertanian maupun perindustrian.
c. Gambaran umum tentang kesehatan
- Angka kelahiran
- Angka kematian
- Cakupan posyandu
- Kader kesehatan
- Perencanaan kesehatan
- Penyakit yang sering di derita
- Kejadian wabah
- Musibah masal
- Pembuangan sampah
- Pembuangan limbah
- Dana sehat

Indikator kesehatan merupakan titil awal untuk pengumpulan data, harus di tetapkan lebih dahulu sebelum langkah-langkah manajemen yang lain dilaksanakan, dengan membandingkan data yang di peroleh terhadap indikator yang ada, dapat di tentukan titik lemah dari data yang ada dan apa yang harus di lakukan selanjutnya.
Berdasarkan gambaran dari survey awal tersebut kita dapat mengetahui seberapa jauh potensi desa / kelurahan binaan terhadap pembangunan kesehatan maupun masalah kesehatan yang umum terjadi di masyrakat.
2. Mengadakan pertemuan awal / dalm bentuk lokakarya mini dengan mengundang kelurahan / kepala desa, RW/RT, tokoh masyrakat, kader dan puskesmas, dengan tujuan:
a. Mengetahui permasalahan kesehatan
b. Dapat memprioritaskan masalah kesehatan dengan mempertimbangkan potensi yang ada di masyrakat.
c. Bersama masyrakat dapat menyusun suatu program pembangunan kesehatan sesuai dengan prioritas
3. Membuat instrumen pengumpulan data sesuai dengan permasalahan kesehatan hasil dari lokakarya mini.
Bentuk instrumen pengumpulan data dapat berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner atau dokumentasi.
Apabila sudah bisa tersedia instrumen yang bersetandar, maka boleh meminjam dan menggunakan untuk mengumpulkan data. Bila belum tersedia instrumen yang berstandar maka harus membuat tersendiri, mulai dari perencanaan, menyusun, mengadakan uji coba dan merevisi.
Prosedur yang di tempuh dalampengadaan instumen yang baik adalah :
a. Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menetapkan variabel, dan kategori variabel.
b. Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara.
c. Uji coba baik skala kecil maupun besar.
d. Penganalisaan hasil, analisa item dan melihat pola jawaban.
e. Mengadakan revisi terhadap item-item yang kurang baik.

Langkah-langkah pendataan
1. Penetapan populasi / sampel
Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu. Jdi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam lainnya. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas berbgai populasi dapat di tampilkan antara lain: anak, remaja, angkatan kerja, lansia, ibu hamil, perumahan, lahan kosong,dll.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Apa yang d pelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan di berlakukan untuk populasi. Untuk itu smpel yang di ambil dari populasi harus betul-betul representativ.
Salah satunya sasaran pada asuhan keperawatan komunitas kadang mempunyai jumlh yang sangat banyak, sehingga metode sampling dapat di pertimbangkan untuk efisiensi dan efektifitas dalampelaksanaan program.
2. Melaksanakan pendataan dan tabulasi data
Dalam pelaksanaan pendataan sebaiknya melibatkan kader kesehatan yang ada, sehingga perlu di persipkan pada setiap petugas penggali data agar dapat mempresepsikan instrumen pendataan secara benar sehingga dapat memperoleh data yang lengkap dan benar.Untuk selanjutnya data yabg terkumpul ditabulasi, Tabulasi data dapat dilakukan secara periodik sesuai dengan kebutuhan.
Analisa Data
Analisa data harus di lakukan secara cermat di semua tingkatan dan harus tahu cara menginterprestasikan data. Prinsip data interprestasi data adalah komunikatif dan lengkap, dalam artidata yang di sajikan dapat menarik perhatian pihak lain untuk membacanya dan mdah memahami isinya.
Beberapa saran penyajian data yang dapat di ketemukan di sini adalah : Tabel, Grafik,maupun Diagram
Tabel :
Penyajian data dalam bentuk tabel merupakan penyajian yang banyak digunakan, karena lebih efiien dan cukup komunikatif.
Tabel yang baik adalah :
- Judul harus terdapat keterangan subyek, tempat dan waktu
- Setiap kolom terdapat judul kolom
- Dibawah tabel terdapat data
- Harus ada interprestasi atau keterangan tabel.

C. Penyadaran Masyrakat
Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyrakat agar mereka :
1. Menyadari masalah-masalah kesehatan yang di hadapi
2. Secara sadar mereka mau ikut berpartisispasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
3. Mereka tahu cara mmenuhi kebutuhan akan upaya-upaya pekayaan kesehatan dan keperawatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada pada mereka.
Dalam upaya pengoganisasian masyrakat, harus ada upaya untuk mendorong keterlibatan masyrakat dalam menentukan masalah maupun penyebab masalah kesehatan secara mandiri, sehingga masyrakat secara sadar dapat mengetahui masalah kesehatannya sesuai dengan prioritas serta penyebab yang dominan.
Agar masyrakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan di perlukan mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, hal ini di lakukan melalui:
- Lokakary mini ksehatan
- Musywarah masyrakat desa
- Rembuk desa
Hai ini di lakukan untuk menyadarkan masyrkat akan masalah yang di hadapi, membicarakan langkah-langkah yang di tempuh dalam penanggulangan masalah, penyusunan program kesehatan baik jangka pendek maupun panjang yang menyangkut bentukkegiatan, petugas, biaya, sarana dan prasrana serta bentuk-bentuk kerja lintas sektor dri instansi terkait maupun lintas program, sehingga jelas peranan yang harus di lakukan oleh masing-masing pihak yang berkepentingan dalam mencapai tujuan kesehatan masyrakat.
Agar musywarah dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yaitu adanya keterlibatan aktif masyrakat yang secara sadar dapat menentukan masalah esehatan maupun alternative pemecahan masalah, perlu di adakan persiapan atau istilah lain adalah pramusywarah dengan tujuan:
1. Terbentuknya panitia musywarah (ketua, sekretaris, bendahara, seksi-seksi)
2. Kesediaan dan kesiapan masyrakat menjadi presenter (orang yang menyajikan data hasil survey / pendataan )melalui pelatihan presenter
3. Menetapkan moderator
4. Menentukan masyrakat yang akan di undang untuk melaksanakan musywarah
5. Menetapkan tempat dan waktu
Semua proses atas di lakukan oleh masyrakat dan untuk masyrakat, sedangkan petugas kesehatan hanya sebagai fasilitator.
Tahap 2: Pelaksanaan
Setelah melaksanakan musywarah masyrakat, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah di susun berdasarkan hasil musywarah masyrakat. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan suatu kegiatan adalah :
1. Pilihan kegiatan yang dapat dirasakan oleh masyrakat
2. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah di rencanakan dengan melibatkan secara aktif masyrakat melalui kelompok-kelompok yang ada di masyrakat, tokoh masyrakat dan bekerjasama dengan pimpinan formalmasyrakat, puskesmas/ Dinas kesehatan atau sektor terkait lainnya sesuai dengan hasil musywarah masyrakat.
3. Disesuaikan dengan kemampuan yang ada pada masyrakat
4. Tumbuhkan ras percaya diri masyrakat, bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.

Tahap 3 : Evaluasi
Tujuan:
1. Mengetahui apakah suatu kegiatan atau program telah di laksanakan sesuai dengan standar atau rencana
2. Mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah di gunakan secara benar.
3. Mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan

Dalam melakukan penilaian dapat di lakukan dengan cara :
1. Selama kegiatan berlangsung (formatif), penilaian ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan tindakan yang di jalankan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Penilaian semacam ini dapat disebut dengan monitoring
2. Setelah program selesai dilaksanaka (sumatif), penilaian yang di lakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang di lakukan atau di sebut juga penilaian pada akhir program.
Langkah:
a. Pelajari tujuan
b. Tentukan indikator dan cara pengukurannya
c. Sususn instrumen evaluasi
d. Laksanakan evaluasi
e. Susun laporan evaluasi

Pembuatan Laporan
Laporan ini sangat berguna untuk masukan dan bahan pertimbangan tindakan / kegiatan, juga untuk masukan sektor lain yang terkait serta untuk dokumentasi.















BAB III
a. Kesimpulan
Perawat komunitas mengarahkan upaya-upaya mereka untuk mencapai keadilan sosial dan kesamaan untuk semua. Untuk mencapai tujuan ini, perawat komuitas sangat memahami bahwa berbagai upaya peningkatan kesehatan seharusnya memahami bahwa berbagai upaya peningkatan kesehatan seharusnya didasarkan pasa konteks yang lebih luas.
b. Saran
- Berikanlah pelayanan kesehatan atau keperawatna dengan sepenuh hati tanpa membeda-bedakan sastus sosial atau RAS
- Pelaksanaan praktik keperawatan harus tetap berorientasi pada praktik keperawatan professional.













DAFTAR PUSTAKA
-McFarlane, Judith.Kperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jalarta EGC 2006.

Askep Tinitus

Putus cinta merupakan hal yang berat & sekarang para peneliti telah mengetahui mengapa. Jadi perasaan cinta dikatakan menyerupai ketagihan obat. Perasaan cinta tersebut mengaktifasi bagian otak yang berhubungan dengan gerakan, penghargaan & gejala kecanduan, menurut penelitian terbaru dari Universitas Stony Brook.

Para peneliti juga dapat menunjukkan hubungan antara penolakan cinta dan kecanduan kokain melalui gambar di otak. Mereka juga membantu menunjukkan bahwa perasaan cinta merupakan suatu perasaan yang kuat mengenai keberhasilan suatu hubungan, bukan cuma sekedar suatu emosi tertentu, demikian menurut Arthur Aron, seorang professor psikologi sosial & kesehatan di Universitas Stony Brook & juga salah seorang peneliti.

Para peneliti yang di ketuai oleh Helen Fisher, seorang profesor peneliti & anggota dari the Center for Human Evolutionary Studies di Rutgers University, menggunakan resonansi magnetik untuk memonitor aktifitas otak dari 15 orang individu. Para partisipan yang berjenis kelamin pria & wanita tersebut semuanya heterosexual & baru saja dicampakkan oleh pasangan masing-masing serta masih mencintai mantan pasangannya tersebut. Mereka sering menghabiskan waktu untuk memikirkan para mantannya & masih berharap, mantannya tersebut akan kembali menjalin hubungan lagi dengan mereka.

Pada penelitian yang telah di publikasikan dalam the Journal of Neurophysiology tersebut, para partisipan ditunjukkan foto dari para mantan pasangannya & diminta untuk mengerjakan soal matematika. Kemudian para partisipan juga ditunjukkan foto sesorang yang netral & telah dikenal.

Foto dari para mantan yang ditunjukkan kepada partisipan menstimulasi beberapa area otak, termasuk diantaranya :

- Area vental tegmental yang berada di otak tengah, area tersebut mengontrol motivasi & penghargaan serta dikenal berperan dalam urusan cinta

- Area nucleus accumbens dan prefrontal cortex, yang berkaitan dengan rasa ketagihan & kecanduan (terutama pada sistem dopaminergic seperti pada kecanduan kokain)

- Area insular cortex dan anterior cingulated, yaitu area otak yang berhubungan dengan rasa nyeri secara fisik & rasa menderita

Para peneliti menyebutkan bahwa gambaran otak ini juga menjelaskan kenapa perasaan & tingkah laku yang ekstrim menjadi susah untuk di kontrol & dapat berkembang menjadi menguntit, bunuh diri ataupun depresi.

“Tingkah laku ekstrim dapat dihubungkan dengan adanya hasrat yang kuat“ menurut Aron. “Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada orang yang sangat jatuh cinta, sering merasa bahwa hidup baru akan terasa sempurna hanya jika orang yang dicintai balas mencintai juga. Sehingga tidaklah mengejutkan, jika orang tersebut merasa dihalangi, maka ia dapat melakukan perbuatan yang ekstrim
ataupun berbahaya” tambahnya.

Para peneliti juga mengatakan bahwa penemuan mereka mendukung ide yang menyatakan bahwa waktu merupakan obat yang ampuh, hal ini karena bagian otak yang berhubungan dengan hal tersebut akan menjadi kurang aktif dari waktu ke waktu.

Meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa perasaan cinta mirip dengan perasaan kecanduan, para peneliti masih mencari apakah efek biologi tersebut terjadi pada semua yang merasakan cinta secara umum atau hanya pada beberapa individu tertentu saja. Akan tetapi pengetahuan mengenai perasaan kecanduan cinta ini mungkin dapat menjadi pengetahuan tambahan mengenai terapi untuk mengatasi kecanduan lain.

“Implikasi praktis dari hasil penelitan ini adalah cara untuk mengatasi perasaan obsesi yang merusak, yang kerap berhubungan dengan penolakan cinta & secara umum sistem pemrosesan otak yang berhubungan dengan penghargaan & kecanduan” menurut Aron.

Kenapa Putus Cinta Terasa Berat ?

Putus cinta merupakan hal yang berat & sekarang para peneliti telah mengetahui mengapa. Jadi perasaan cinta dikatakan menyerupai ketagihan obat. Perasaan cinta tersebut mengaktifasi bagian otak yang berhubungan dengan gerakan, penghargaan & gejala kecanduan, menurut penelitian terbaru dari Universitas Stony Brook.

Para peneliti juga dapat menunjukkan hubungan antara penolakan cinta dan kecanduan kokain melalui gambar di otak. Mereka juga membantu menunjukkan bahwa perasaan cinta merupakan suatu perasaan yang kuat mengenai keberhasilan suatu hubungan, bukan cuma sekedar suatu emosi tertentu, demikian menurut Arthur Aron, seorang professor psikologi sosial & kesehatan di Universitas Stony Brook & juga salah seorang peneliti.

Para peneliti yang di ketuai oleh Helen Fisher, seorang profesor peneliti & anggota dari the Center for Human Evolutionary Studies di Rutgers University, menggunakan resonansi magnetik untuk memonitor aktifitas otak dari 15 orang individu. Para partisipan yang berjenis kelamin pria & wanita tersebut semuanya heterosexual & baru saja dicampakkan oleh pasangan masing-masing serta masih mencintai mantan pasangannya tersebut. Mereka sering menghabiskan waktu untuk memikirkan para mantannya & masih berharap, mantannya tersebut akan kembali menjalin hubungan lagi dengan mereka.

Pada penelitian yang telah di publikasikan dalam the Journal of Neurophysiology tersebut, para partisipan ditunjukkan foto dari para mantan pasangannya & diminta untuk mengerjakan soal matematika. Kemudian para partisipan juga ditunjukkan foto sesorang yang netral & telah dikenal.

Foto dari para mantan yang ditunjukkan kepada partisipan menstimulasi beberapa area otak, termasuk diantaranya :

- Area vental tegmental yang berada di otak tengah, area tersebut mengontrol motivasi & penghargaan serta dikenal berperan dalam urusan cinta

- Area nucleus accumbens dan prefrontal cortex, yang berkaitan dengan rasa ketagihan & kecanduan (terutama pada sistem dopaminergic seperti pada kecanduan kokain)

- Area insular cortex dan anterior cingulated, yaitu area otak yang berhubungan dengan rasa nyeri secara fisik & rasa menderita

Para peneliti menyebutkan bahwa gambaran otak ini juga menjelaskan kenapa perasaan & tingkah laku yang ekstrim menjadi susah untuk di kontrol & dapat berkembang menjadi menguntit, bunuh diri ataupun depresi.

“Tingkah laku ekstrim dapat dihubungkan dengan adanya hasrat yang kuat“ menurut Aron. “Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada orang yang sangat jatuh cinta, sering merasa bahwa hidup baru akan terasa sempurna hanya jika orang yang dicintai balas mencintai juga. Sehingga tidaklah mengejutkan, jika orang tersebut merasa dihalangi, maka ia dapat melakukan perbuatan yang ekstrim
ataupun berbahaya” tambahnya.

Para peneliti juga mengatakan bahwa penemuan mereka mendukung ide yang menyatakan bahwa waktu merupakan obat yang ampuh, hal ini karena bagian otak yang berhubungan dengan hal tersebut akan menjadi kurang aktif dari waktu ke waktu.

Meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa perasaan cinta mirip dengan perasaan kecanduan, para peneliti masih mencari apakah efek biologi tersebut terjadi pada semua yang merasakan cinta secara umum atau hanya pada beberapa individu tertentu saja. Akan tetapi pengetahuan mengenai perasaan kecanduan cinta ini mungkin dapat menjadi pengetahuan tambahan mengenai terapi untuk mengatasi kecanduan lain.

“Implikasi praktis dari hasil penelitan ini adalah cara untuk mengatasi perasaan obsesi yang merusak, yang kerap berhubungan dengan penolakan cinta & secara umum sistem pemrosesan otak yang berhubungan dengan penghargaan & kecanduan”

Rabu, 10 Februari 2010

IBARAT SEPASANG MALAIKAT

IBARAT SEPASANG MALAIKAT

Kita ibaratkan sepasang malaikat bersayap satu
Dan hanya bisa terbang apabila saling berpelukan
Cinta adalah caraku memandangimu
Cinta adalah caraku mengagumimu
Dan cinta pula yang bisa membuat ku berpaling darimu
Andai nantinya ku tak bisa memilikimu
Tetap akan kusimpan perasaan ini sepanjang hayatku
Dan seandainya kisahku ini takkan abadi
Biarlah kuabadikan dalam lubuk hatiku
Serta terkaram dan membeku didalam palung jiwaku





By : --=(lrw)=--
















TERUNTUK YANG TERKASIH

Jika bukan karena sayang
Maka tak akan kumerindu
Jika bukan karena setia
Maka tak akan kumenunggu
Jika bukan karena cinta
Maka tak akan ku merana
Andai kubisa ucapkan pinta
Sebelum bintang hilang disana
Maka hany satu yang kudamba
Kisahku dan aku abadi selamanya
Inginku bertemu dikau walau sekejap
Walau hanya didalam mimpi
Inginku memelik dikau walau sesaat
Walau harus menahan sakit
Inginku bersama dikau
Walau semenit
Walau harus aku menanti








By : --=(lrw)=--








HANYA SATU

Kumulai mendengar dan terbuai
Kucari dan mengorek akhirnya tertarik
Dari yang pertama kusudah menyukaimu
Kau buat aku penasaran
Dipertemuan pertama kumulai melihatmu
Sosok sederhana tapi bermakna
Tak tampan tapi penuh dengan pesona
Tak menarik tapi terus memandanginya
Sejak pertemuan kedua
Aku mengoleksi pernak-perniknya
Kucari sifat dan sikapnya
Dan kusadari kau yang paling sempurna
Banyak keutamaan yang dimilikinya
Kau buat aku tak dapat palingkam muka
Kau segalanya bagiku
Dunia ini luas
Tapi tak ada yang dapat menyamaimu
Karena kau yang ada dihatiku



By:--= (LRW)=--

WarnaQ

Warna jiwaku kini mulai memudar...
Redup penuh dengan warna kelam...
Sang pelangi mulai enggan untuk membagi warna dunia...
Kabur kelam tak terjamah, redup redam tak bergairah...
Sang mentari tak bersahabat, menjauh pergi tak tergapai...
Meninggalkan luka yang tak terperi...

Ku Mencoba untuk menyapa sesuatu yang baru, untuk warna yang baru....
Cari dan kutelusuri warna baru dalam hidupku...
Merah,ungu, kuning, hijau, jingga, hitam, bahkan putih...
Bak warna pelangi menghiasi birunya langit...
Tetapi tak satupun yang sasuai dengan warnaku...

Biru, warna itu yan aku cari...
Warna yang menghiasi seluruh dunia...
Keindahan, kejujuran, kebijaksanaannya dan kesabaran...
Langit, itu warnamu...
Menampung beribu bintang gemerlap, melindungi dari sang mentaari...

Biru, biru, biru, itulah warnakau

--=(LRW)=--