Powered By Blogger

Senin, 02 Agustus 2010

Askep Endoftalmitis

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Mata dapat terkena berbagai kondisi. beberapa diantaranya bersifat primer sedang yang lain, sekunder akibat kelainan pada sistem organ tubuh lain. kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila terdeteksi awal, dapat dikontrol dan penglihatan dapat dipertahankan.
(Brunner dan Suddarth, 2001)
Inflamasi ,inefksi dan peradangan dapat terjadi pada beberapa struktur mata dan terhitung lebih dari setengah kelainan mata. kelainan-kelainan yang umum terjadi pada mata oarng dewasa meliputi sebagai berikut :
1. Radang/inflamasi pada kelopak mata, konjungtira, kornea, koroid badan ciriary dan iris
2. Katarak, kekeruhan lensa
3. Glaukoma, peningkatan tekanan dalam bola mata (IOP)
4. Retina robek/lepas
5. Endoftalmitis, peradangan lapisan mata
Tetapi sebagian orang mengira penyakit radang mata/mata merah hanya penyakit biasa cukup diberi tetes mata biasa sudah cukup. padahal bila penyakit radang mata tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi seperti Glaukoma, katarak maupun ablasi retina. untuk itu kali ini penulis memusatkan pada pencegahan dan penata laksanaan radang yaitu pada endoftalmitis (Barbara C.Long, 1996)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan pembaca tentang penyakit endoftalmitis
2. Tujuan Khusus
1.Mengetahui definisi endoftalmitis
2. Mengetahui etiologi dari endoftalmitis
3. Mengerti tentang tanda dan gejala endoftalmitis
4. Mengetahui klasifikasi endoftalmitis
5. Mengetahui patofisiologi endoftalmitis
6. Mengetahui cara pencegahan dan penatalaksanaan endoftalmiti
7. Mengetahui komplikasi dari endoftalmitis













BAB II
KONSEP MEDIS
A. Pengertian endoftalmitis
- Endoftalmitis adalah peradangan pada seluruh lapisan mata bagian dalam, cairan dalam bola mata (humor vitreus) dan bagian putih mata (sklera).
- Merupakan radang purulen pada seluruh jaringan intra okuler disertai dengan terbentuknya abses didalam badan kaca. Penyebab Sepsis, selulitis orbita, trauma tembus, ulkus.
B. Etiologi
Penyebab terjadinya endoftalmitis antara lain:
1. Tindakan pembedahan.
2. Luka yang menembus mata.
3. Bakteri. Penyebab paling banyak adalah Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan spesies Streptococcus
4. Jamur. Penyebab paling banyak adalah Aspergilus, fitomikosis dan aktinomises.
C. Tanda dan Gejala
Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik rasa sakit yang sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh. Selain itu akan terjadi penurunan tajam penglihatan dan fotofobia (takut cahaya). Endoftalmitis akibat pembedahan biasa terjadi setelah 24 jam dan penglihatan akan semakin memburuk dengan berlalunya waktu. Bila sudah memburuk, akan terbentuk hipopion, yaitu kantung berisi cairan putih, di depan iris.
Gejalanya seringkali berat, yaitu berupa:
- nyeri mata
- kemerahan pada sklera
- fotofobia (peka terhadap cahaya)
- gangguan penglihatan.
Tanda seringkali muncul:
Kelopak merah, bengkak, dan sukar dibuka, kornea keruh, bilik mata keruh.

D. Kalsifikasi
Terdapat 2 tipe endoftalmitis, endogen dan eksogen
1. Endoftalmitis endogen diakibatkan penyebaran bakteri dari tempat lain di tubuh kita melalui aliran darah
2. Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen sangat jarang, hanya 2-15% dari seluruh endoftalmitis.
E. Patofisologi
Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif dalam bola mata, dan akan mengakibatkan abses di badan kaca. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen akibat penyebaran bakteri, jamur atau parasit dari fokus infeksi dalam tubuh.
Peradangan oleh bakteri memberikan gambaran berupa rasa sakit yang sangat, kelopak mata merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion. Di dalam badan kaca dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan dan bentuk abses satelit di dalam badan kaca.


F. Penatalaksanaan

Pengobatan endoftalmitis tergantung penyebabnya. Segera setelah diagnosis endoftalmitis ditegakkan, pengobatan dapat diberikan karena keterlambatan beberapa jam saja dapat membedakan hasil yang diinginkan. Bila disebabkan oleh bakteri, dan hal ini sudah dikonfirmasikan pemeriksaan laboratorium, antibiotik dapat dipakai. Antibiotik ini dapat berbentuk tetes mata, per oral (diminum) atau lewat intra vena. Suntikan antibiotik dapat langsung dilakukan ke dalam mata. Bila penyebabnya adalah jamur, dapat diberikan antijamur seperti Amphotericin B yang langsung disuntikan ke dalam mata ataupun Fluconazol yang pemberiannya per oral (diminum). Jika infeksi sudah semakin berat, dokter spesialis mata dapat melakukan tindakan bedah yang disebut Vitrectomy untuk mengangkat cairan dan nanah dari dalam mata.
G. Pencegahan
Jika pernah mengalami operasi katarak, pencegahan resiko terjadinya infeksi dengan cara mengikuti instruksi dokter tentang perawatan mata setelah operasi dan juga kontrol yang teratur ke dokter mata untuk mengetahui perkembangan perbaikan mata setelah operasi. Untuk mencegah endoftalmitis yang disebabkan karena trauma mata, gunakan pelindung mata di tempat kerja dan saat berolahraga berat. Kacamata pelindung atau helm dapat melindungi dari terjadinya trauma pada mata di tempat kerja.
H. Komplikasi
Kebutaan







BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
a. Pengkajian ketajaman mata
b. Pengkajian rasa nyeri
c. Kesimetrisan kelopak mata
d. Reaksi mata terhadap cahaya/gerakan mata
e. Warna mata
f. Kemampuan membuka dan menutup mata
g. Pengkajian lapang pandang
h. Menginspeksi struktur luar mata dan inspeksi kelenjar untuk mengetahui adanya pembengkakan 4
inflamasi
( Brunner dan Suddarth, 2001)
Analisa Data
a. Data fokus
1). Nyeri (ringan sampai berat)
2). Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau blepharospasme (kejang kelopak mata)
3). Ketajaman pengelihatan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri pada mata berhubngan dengan proses peradangan dan inflamasi
b. Gangguan penglihatan berhubungan proses peradangan
c. Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan
3. Fokus Intervensi
a. Nyeri pada mata berhubngan dengan proses peradangan dan inflamasi
Tujuan yang diharapkan
Keadaan nyeri pasien berkurang
Intervensi
1). Beri kompres basah hangat
Rasionalisasi : Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan membersihkan mata
2). Beri irigasi
Rasionalisasi : untuk mengeluarkan sekret, benda asing/kotoran dan zat-zat kimia dari mata
(Barbara C .Long, 1996)
5). Beri obat untuk megontrol nyeri sesuai resep
Rasionalisasi : pemakaian obat sesuai resep akan mengurangi nyeri
(Brunner dan Suddarth, 1996)
b. Gangguan penglihatan berhubungan proses peradangan
Tujuan yang diharapkan Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.
Intervensi
1). Tentukan ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibat
Rasionalisasi : kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan
terjadi lambat dan progesif, bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda tetapi,
biasanya hanya satu mata diperbaiki per prosedur.
2). Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya
Rasionalisasi : Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan menurunkan cemas.
(Marilynn E. Doenges, 2000)
c. Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan
Tujuan yang diharapkan
Menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan tentang penilaian diri
Intervensi
1). Berikan pemahaman tentang kehilangan untuk individu dan orang dekat, sehubungan dengan
terlihatnya kehilangan, kehilangan fungsi, dan emosi yang terpendam
Rasionalisasi : Dengan kehilangan bagian atau fungsi tubuh bisa menyebabkan individu
melakukan penolakan, syok, marah, dan tertekan
2). Dorong individu tersebut dalam merespon terhadap kekurangannya itu tidak dengan
penolakan, syok, marah,dan tertekan
Rasionalisasi : Supaya pasien dapat menerima kekurangannya dengan lebih ikhlas
3). Sadari pengaruh reaksi-reaksi dari orang lain atas kekurangannya itu dan dorong membagi
perasaan dengan orang lain.
Rasionalisasi : Bila reaksi keluarga bagus dapat meningkatkan rasa percaya diri individu dan
dapat membagi perasaan kepada orang lain.
4). Ajarkan individu memantau kemajuannya sendiri
Rasionalisasi : Mengetahui seberapa jauh kemampuan individu dengan kekurangan yang dimiliki
(Lynda Jual Carpenito, 1998)





BAB III
A. Kesimpulan
Mata merupakan bagian yang sangat peka. mata dapat terjadi infeksi mata/radang mata yang disebabkan oleh virus, bakteri, trauma, penyakit sistemik, ataupun sensitivitas terhadap suatu zat. Seperti halnya endoftalmitis, Endoftalmitis atau abses korpus vitreus adalah peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif dalam bola mata, dan akan mengakibatkan abses di badan kaca. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen akibat penyebaran bakteri, jamur atau parasit dari fokus infeksi dalam tubuh. Peradangan oleh bakteri memberikan gambaran berupa rasa sakit yang sangat, kelopak mata merah dan bengkak, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion. Di dalam badan kaca dapat ditemukan massa putih abu-abu hippion ringan dan bentuk abses satelit di dalam badan kaca.
B. Saran
1. Untuk klien yang terkena penyakit peradangan pada mata, penulis berharap klien segera berobat atau peradangan tersebut segera diobati agar tidak terjadi kerusakan pada mata atau komplikasi-komplikasi yang lain
2. Kita harus menjaga kebersihan mata dan menghindari kosmetik yang berlebihan, karena kosmetik yang berlebihan merupakan faktor pendukung terjadinya peradangan pada mata


Daftar Pustaka

2 komentar: